Tantangan dan Solusi Sanitasi, Persampahan, dan Air Bersih di Wilayah Pesisir Indonesia

KPPI-Lombok-Timur

Sanitasi, persampahan, dan akses air bersih merupakan isu krusial yang masih menjadi tantangan besar di wilayah pesisir Indonesia. Meskipun pemerintah telah mencatat kemajuan dalam meningkatkan akses air minum hingga 90,78% dan sanitasi layak hingga 80,92%, hanya 7,5% rumah tangga yang menikmati air minum aman dan 10,16% yang memiliki fasilitas sanitasi aman (lestari.kompas, 2024). Ketimpangan akses ini terutama dirasakan oleh masyarakat pesisir, di mana perempuan dan anak-anak menjadi kelompok paling rentan.


Dampak Infrastruktur Sanitasi dan Air Bersih yang Buruk

Sebanyak 62% nelayan melaporkan tidak memiliki tempat buang air besar (BAB) yang layak. Hal ini menyebabkan limbah manusia sering kali dibuang sembarangan, berkontribusi pada masalah kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan

Nelayan sering kali harus membeli air bersih dengan harga tinggi, mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per bulan di beberapa wilayah seperti Kecamatan Belawan, Kota Medan. Selain itu, 36% nelayan melaporkan bahwa air yang tersedia memiliki rasa, warna, dan bau yang tidak layak konsumsi.

Sekitar 46% masyarakat pesisir masih membuang sampah ke badan air atau tempat terbuka akibat minimnya infrastruktur persampahan. Dampaknya tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengganggu aktivitas sehari-hari seperti saluran air yang tersumbat.

Faktor-Faktor Penyebab

Ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi anggaran menyebabkan kurangnya pembangunan infrastruktur. Misalnya, 35% rumah tangga di Belawan belum mendapatkan akses air bersih, meskipun ada alokasi anggaran.

Selain itu perempuan di wilayah pesisir sering kali tidak dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan, meskipun mereka memikul tanggung jawab besar dalam manajemen air dan sanitasi.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Kondisi sanitasi yang buruk berdampak besar pada kesehatan masyarakat, terutama perempuan. Perempuan sering kali harus menghabiskan waktu lebih untuk mengurus kebutuhan keluarga yang terkait dengan air bersih dan sanitasi. Selain itu, beban ekonomi untuk membeli air bersih menjadi tantangan tambahan, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Solusi untuk Mengatasi Masalah Sanitasi dan Air Bersih

Peratama pemerintah harus memprioritaskan pembangunan fasilitas seperti septic tank komunal dan tempat pembuangan sampah sementara di wilayah pesisir. Selanjutnya perlu membangun jaringan pipa air bersih untuk wilayah yang belum terjangkau. Langkah ini dapat mengurangi beban biaya yang ditanggung oleh masyarakat pesisir. Yang tak kalah penting adalah melibatkan perempuan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program air bersih dan sanitasi akan memberikan solusi yang lebih inklusif dan efektif. Seharuisnya alokasi anggaran perlu difokuskan pada kebutuhan mendesak masyarakat pesisir, dengan pengawasan ketat untuk mencegah deviasi anggaran.

Wilayah pesisir Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sanitasi, pengelolaan sampah, dan akses air bersih. Dengan langkah konkret seperti peningkatan infrastruktur, pengelolaan anggaran yang transparan, dan partisipasi perempuan, pemerintah dapat menciptakan perubahan signifikan. Masyarakat pesisir membutuhkan perhatian lebih untuk memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *